Cara mudah membedakan fungsi ‘di’ sebagai awalan (prefiks) dan kata depan (preposisi)
Sering mata sakit melihat berbagai kesalahan-kesalahan tulisan tentang sisipan ‘di’ yang salah dalam penggunaan. Ingat-ingatlah selalu rumus ini dalam kepala:
“Sisipan ‘di’ dipakai sebagai prefiks dan preposisi.”
A. Sisipan ‘di’ sebagai prefiks – pasti diikuti oleh kata kerja (verba), dan dituliskan sambung atau serangkai,
contoh:
dihapus,diambil, dipakai, dibaca, ditulis
Rumus: di+kata kerja dasar= ditulis serangkai
B. Jika ‘di’ digunakan sebagai kata depan (preposisi), maka ia dituliskan terpisah. Sebab kata dasar yang diikutinya adalah keterangan tempat.
Contoh:
di jalan, di pantai, di pasar, di hutan, di gunung, di pelabuhan, di bandara, dll.
Rumus: di+kata keterangan tempat= ditulis terpisah
C. ‘Di’ sebagai posisi dituliskan terpisah. Sebab mau tidak mau, posisi itu menjadi tempat.
Contoh:
di samping, di atas, di dalam, di luar, di antara, di kanan, di ujung, di mana, di situ, di sana, di. sini, dll.
Rumus: di+posisi~tempat= ditulis terpisah
D. Hal-hal khusus:
‘Di’ sebagai preposisi tidak boleh digunakan untuk keterangan waktu. Hal ini tidak berlaku untuk puisi yang memang memiliki kebebasan atau licentia poetica, di mana para penyair biasanya menggunakan hal ini untuk keserasian bunyi-bunyian (fonetik).
Untuk tulisan-tulisan lain selain puisi, maka ‘di’ berubah menjadi ‘pada’.
Contoh yang salah:
Di zaman edan seperti ini, kesabaran adalah tulang punggung kehidupan. Seperti di malam ini, atau di hari Minggu kemarin, kita berdemo habisan-habisan. Apa yang kita dapat di bulan Desember ini? Hanya peluru, peluru, peluru, yang tiada bermata.
(perhatikan ‘di’ sebagai preposisi menunjukkan waktu yang salah)
Seharusnya:
Pada zaman edan seperti ini, kesabaran adalah tulang punggung kehidupan. Seperti pada malam ini, ataupada hari Minggu kemarin, kita berdemo habisan-habisan. Apa yang kita dapat pada bulan Desember ini? Hanya peluru, peluru, peluru, yang tiada bermata.
(perhatikan ‘pada’ menjadi preposisi menggantikan ‘di’)